Teknologi medis reproduksi terbaru
Sunfert International Fertility Centre menggunakan teknologi perawatan reproduksi terbaik di dunia untuk membantu pasien melahirkan bayi yang sehat.
- Bayi Tabung / Fertilisasi In Vitro (IVF)
- Pembekuan Sel Telur
- Skrining Genetika Praimplantasi (PGT-A)
- Injeksi mikro sitoplasma sperma yang disaring secara morfologis (IMSI)
- Diagnosis Genetik Preimplantasi (PGT-M)
- Skrining genetik
- Skrining pralahir non-invasif (NIPT)
Skrining Genetik Praimplantasi (PGT-A)
Tes PGT-A dapat mendeteksi jumlah 23 pasang kromosom di setiap blastokista. Skrining ini cocok untuk:
- Wanita di atas 36 tahun yang memiliki cadangan ovarium yang baik
- Wanita yang sering mengalami keguguran
- Wanita yang telah menjalani beberapa transfer embrio dan tidak hamil, skrining PGT-A dapat mendeteksi lebih tinggi dari yang diharapkan
- Tingkat kelainan kromosom
- Pasien yang bersedia melakukan satu atau lebih prosedur pengambilan sel telur untuk mendapatkan embrio normal
ICSI Pembesaran Tinggi (IMSI)
Ketika seorang pria menderita infertilitas yang parah, ahli embriologi akan menggunakan teknologi injeksi mikro sitoplasma sperma (ICSI) untuk menyuntikkan sperma ke dalam setiap sel telur. IMSI adalah versi perbesaran dari ICSI. Dan ICSI berlaku untuk:
- Pria dengan morfologi sperma abnormal. Ini karena sperma dengan morfologi abnormal lebih rentan terhadap kerusakan oksidatif
- Pria dengan tingkat fragmen DNA yang lebih tinggi dalam sperma.
- Fragmentasi DNA adalah tanda kerusakan oksidatif.
- Orang dengan sedikit embrio yang berkembang ke tahap blastokista.
- Orang yang telah menjalani beberapa kali transfer embrio berkualitas tinggi dan belum hamil.
Diagnosis Genetik Preimplantasi (PGT-M)
Diagnosis genetik praimplantasi (PGT-M) cocok untuk orang yang mungkin menurunkan penyakit genetik serius ke generasi berikutnya, seperti:
- Fibrosis kistik, penyakit Huntington, talasemia beta, sindrom X rapuh, dan atrofi otot tulang belakang. Ini disebabkan oleh perubahan dalam sel tunggal.
- Orang yang sering mengalami keguguran atau kesulitan hamil karena translokasi kromosom.
Informasi praktis:
Diagnosis genetik praimplantasi (PGT-M) untuk alasan lain (seperti "life-saving compatriots") memerlukan persetujuan dari Komite Etika Profesional. Di Malaysia, teknologi PGT-M tidak dapat digunakan untuk skrining gender.
Skrining Genetik (PGT-A)
Skrining genetik memungkinkan individu atau pasangan untuk memahami risiko penyakit genetik pada generasi berikutnya.
Hasil tes dapat menunjukkan apakah anda adalah pembawa gen dari tiga penyakit genetik umum seperti berikut:
- Fibrosis Kistik (CF)
- Sindrom X Rapuh (FXS)
- Atrofi Otot Tulang Belakang (SMA)
Banyak orang adalah pembawa genetik fibrosis kistik, sindrom X rapuh, dan atrofi otot tulang belakang, meskipun tidak ada seorang pun di keluarga mereka yang menderita kondisi ini.
CF atau SMA: Hanya ketika pria dan wanita pembawa gen penyebab penyakit, anak-anak mereka berisiko terkena CF atau SMA. Jika anda adalah pembawa genetik CF atau SMA, pasangan anda juga harus diuji.
Ketika pria dan wanita adalah pembawa genetik dari penyakit yang sama, kemungkinan janin pada setiap kehamilan adalah 25%.
FXS: Hanya wanita dengan gen berisiko tinggi yang berisiko memiliki janin dengan FXS. Ini berarti bahwa pasangan anda tidak perlu melakukan skrining genetik FXS. Seorang wanita dengan gen penyebab penyakit berisiko tinggi memiliki kemungkinan 50% untuk menurunkan gen tersebut ke janin di setiap kehamilan.
Tes Pralahir
Melalui skrining pralahir non-invasif (NIPT), chorionic villus sampling (CVS) atau amniosentesis, kelainan janin dapat dideteksi/disaring.
Skrining prlahir non-invasif (NIPT) adalah tes darah yang dapat dilakukan kapan saja setelah minggu ke-10 kehamilan. Hasilnya harus menunggu 5-10 hari. Teknologi NIPT menggunakan DNA janin bebas sel (cfDNA) yang ditemukan dalam darah ibu untuk mengidentifikasi penyakit kromosom yang paling umum pada bayi baru lahir, penyakit kromosom termasuk:
- Sindrom Down (T21)
- Sindrom Edward (T18)
- Sindrom Patau (T21)
- Kelainan kromosom seks (Sindrom Turner, Sindrom Klinefelter, Sindrom kromosom XXX, dan Sindrom kromosom XYY).
Chorionic villus sampling (CVS) atau amniosentesis dapat digunakan untuk mendiagnosis kondisi berisiko tinggi dalam hasil skrining. Wanita hamil dengan kondisi berisiko tinggi dapat diskrining secara gratis dengan chorionic villus sampling (CVS) atau amniosentesis. Amniosentesis adalah prosedur untuk menguji cairan ketuban (amnio) yang ada di rahim wanita hamil. Prosedur ini juga dikenal dengan istilah tes cairan ketuban.
Silakan berkonsultasi dengan dokter kandungan, konselor genetik atau pengasuh kebidanan untuk rinciannya.